suarasurabaya.net| Tengara adanya praktik curang mencontek pada pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Surabaya mulai terkuak. Seorang wali murid sebuah SDN kawasan Kecamatan Tandes melaporkan wali kelas anaknya yang diduga merancang kerjasama contek mencontek dengan menggunakan anaknya sebagai sumber contekan.
Ny. S warga Tandes, kemarin melaporkan Fat wali kelas Al anaknya ke kantor Dinas Pendidikan Surabaya. Dia tidak terima anaknya yang sudah mempersiapkan Ujian Nasional sebaik-baiknya malah dijadikan sumber contekan untuk didistribusikan seluruh siswa kelas 6 pada saat digelarnya Ujian Nasional, 10-12 Mei 2011 lalu.
Saat ditemui suarasurabaya.net di rumahnya, Ny. S mengatakan dirinya baru mengetahui kasus ini pada 16 Mei lalu. Itupun karena diberi tahu wali murid lainnya yang mendapat informasi dari anak-anak mereka. ”Saya diberi tahu kalau anak saya yang memasok contekan untuk 3 kelas waktu berlangsungnya UN. Waktu itu saya kaget karena anak saya tidak pernah cerita sama saya,” kata Ny. S.
Diapun menanyakan anaknya. Mulanya tidak mengaku, namun akhirnya sambil menangis, Al pun mengaku. Mendengar pengakuan anaknya ini, Ny. S terkejut bukan kepalang. ”Anak saya cerita, dia sejak 3 bulan sebelum UN sudah dipaksa wali muridnya untuk memberi contekan pada seluruh siswa kelas 6 lainnya,” kata dia.
Doktrinasi pada Al untuk memberi contekan pada siswa lainnya, kata Ny S, dilakukan dengan konsisten. ”Wali muridnya bilang ke anak saya begini : kapan lagi kamu mau membalas budi guru-guru kamu? Apa nggak kasihan dengan teman-temanmu kalau tidak lulus? Kamu harus gunakan kepandaianmu supaya teman-temanmu lulus,” ujar Ny. S menirukan ucapan sang wali kelas pada anaknya.
Mendengar penuturan anaknya, Ny. S mengaku sakit hati dengan wali kelas tersebut dan berusaha mengkonfirmasi pihak sekolah. Dia berkoordinasi dengan walimurid lainnya menemui Kepala Sekolah. Dalam pertemuan itu, Kepala Sekolah hanya menyampaikan permohonan maaf. Ini tidak memuaskan Ny. S. Dia penasaran, apakah skenario contek mencontek ini memang didesain pihak sekolah, atau hanya dilakukan secara pribadi oleh wali murid. ”Tidak ada tindak lanjutnya sejak itu. Saya belum pernah ketemu sama Fat, wali kelas anak saya,” kata dia.
Setelah itu, dia mengadu pada Komite Sekolah, namun tidak mendapat respon memuaskan sehingga akhirnya dia melaporkan masalah ini ke Dinas Pendidikan. ”Saya tidak terima! Saya mendidik anak saya supaya pandai dan jujur. Ini malah sekolah mengajarkan anak saya tidak jujur !” ungkap Ny. S dengan nada tinggi.(edy)
LES PRIVAT DI SURABAYA SD, LES PRIVAT DI SURABAYA TK, LES PRIVAT DI SURABAYA SMP, LES PRIVAT DI SURABAYA SMA, LES PRIVAT DI SURABAYA MATEMATIKA, LES PRIVAT DI SURABAYA IPA, LES PRIVAT DI SURABAYA KOMPUTER, LES PRIVAT DI SURABAYA BAHASA INGGRIS. LBB SUPRAUNO - 0857 33333 923 - 08 222 666 1656
- HOME
- PROFILE
- VISI MISI
- JARINGAN USAHA
- CONTACT
- ALAMAT
- KURSUS WEBSITE
- LAYANAN
- KURSUS KOMPUTER
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar